Selasa, 20 Oktober 2015

PENGAJARAN BERBASIS MOTIVASI

KONSEP MOTIVASI

Pengajaran tradisional menitikberatkan pada metode imposisi, yakni pengajaran dengan cara menuangkan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi murid. Cara ini tidak mempertimbangkan apakah bahan pengajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan kesanggupan, kebutuhan, minat, dan tingkat kesanggupan/ perkembangan, serta pemahaman murid. Tidak pula diperhatikan apakah bahan-bahan yang diberikan itu didasarkan atas motif-motif dan tujuan yang ada pada murid.
Sejak adanya penemuan-penemuan baru dalam bidang psikologi tentang kepribadian dan tingkah laku manusia, serta perkembangan dalam bidang ilmu pendidikan maka pandangan tersebut kemudian berubah. Para ahli berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu, dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid. Murid dapat dipaksa untuk mengikuti susuatu perbuatan, tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya. Guru dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka akan tetapi guru tidak mungkin dapat memaksakan bahan pelajaran kepada mereka, akan tetapi guru tidak mungkin dapat memaksakannya untuk belajar dalam arti sesungguhnya.
a.     
  Devinisi Motivasi
Ada dua prinsip yang dapat digunakan untuk meninjau motivasi, ialah: (1) Motivasi dipandang sebagai suatu proses. Pengetahuan tentang proses ini akan membantu kita menjelaskan kelakuan yang kita amati dan untuk memperkirakan kelakuan-kelakuan lain pada seseorang; (2) Kita menentukan karakter dari proses ini dengan melihat petunjuk-petunjuk dari tingkah lakunya. Apakah petunjuk-petunjuk dapat dipercaya, dapat dilihat kegunaannya dalam memperkirakan dan menjelaskan tingkah laku lainnya. Menurut Mc. Donald: motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

CARA MENGGERAKKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakan atau membangkitkan motivasi belajar siswanya, ialah sebagai berikut.
1.        Memberi angka
Umumnya setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni berupa angka yang diberikan oleh guru. Murid yang mendapat angkanya baik, akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya murid yang mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik.
2.       Pujian
Memberikan pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian menimbulkan rasa puas dan senang. 
3.       Hadiah
Cara ini dapat juga dilakukan oleh guru dalam batas batas tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada pada siswa yang mendapat atau menunjukan hasil belajar yang baik, memberikan hadiah bagi para pemenang sayembara atau pertandingan olahraga.
4.       Kerja Kelompok
Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerja sama dalam belajar, setiap anggota kelompok turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
5.        Persaingan
Baik kerja kelompok maupun persaingan memberikan motif-motif sosial kepada murid. Hanya saja persaingan individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti: rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok belajar.
6.       Tujuan dan level of aspiration
                Dari keluarga akanmendorong kegiatan siswa.
7.       Sarkasme
Merupakan cara yang digunakan untuk para siswa yang mendapat hasil belajar yang kurang. Dalam batas-batas tertentu sarkasme dapat mendorong kegiatan belajar demi nama baiknya, karena siswa merasa dirinya dihina, sehingga memungkinkan timbulnya konflik antara murid dan guru.
8.        Penilaian

Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar, oleh karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memeperoleh hasil yang baik. Di samping itu, para siswa selalu mendapat tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya belajar lebih teliti dan seksama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar