- Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata – rata anak Indonesia saat
masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12. Anak – anak usia
ini memilki karakteristik yang berbeda dengan anak – anak yang usianya lebih
muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan
senang melakukan sesuatu secara langsung. Serta adanya pembinaan hidup sehat,
belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, belajar
membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
Dalam upaya mencapai setiap tugas
perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
§ Menciptakan lingkungan
teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
§ Melaksanakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar
bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya
berkembang.
§ Menegmbangkan kegiatan
pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam
membangun konsep.
§ Melaksanakan
pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai – nilai, sehingga siswa mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Anak usia sekolah menengah (SMP) berada
pada tahap perkembangan pubertas (10-14). Karakteristik yang menonjol
pada usia SMP yakni terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat
badan, mulai timbulnya ciri – ciri seks sekunder, adanya keinginan untuk menyendiri
dengankeinginan bergaul, ada juga keinginan bebas dari dominasi dengan
kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua, mulai mempertanyakan mengenai
eksistensi dan sifat kemurahan dan keailan Tuhan, adanya reaksi dan ekspresi
emosi masih labil, dan kecenderungan minat serta pilihan karer relatif sudah
jelas.
Adanya karakteristik ini, maka guru
diharapkan untuk:
§ Menerapkan model
pembelajaran yang meimisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik –
topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
§ Memberiakn kesempatan
kepada siswa untuk menyalutkan hobi dan minatnya melalui kegiatan – kegiatan
positif.
§ Menerapkan pendekatan
pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.
§ Meningkatkan kerjasama
dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
§ Tampil menjadi teladan
yang baik bagi siswa.
§ Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
·
Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21
tahun) merupakan masaperalihan antara masa kehidupan anak – anak dan masa
kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati
diri (ego identity). Masa remaja biasa ditandai dengan
sejumlah karakteristik penting, diantaranya mencapai hubungan yang matang
dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau
wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, mencapai kemandirian
emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya, memilih dan mempersiapkan
karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya, mengembangkan sikap
keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang diperlukan sebgaia warga
negara, memperoleh seoerangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam
bertingkah laku, mengembangkan wawasan keagamaan, dan mengembangkan sikap
positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
Berbagai karakteristik perkembangan masa
remaja tersebut menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi
kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, diantaranya:
§ Memberikan pengetahuan
dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan
penyalahgunaan narkotika.
§ Membantu siswa
mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.
§ Menyediakan fasilitas
yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan
bakatnya.
§ Memberikan pelatihan
untuk mengembangkan keterampilan dan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
§ Menerapkan model
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk kritis, reflektif, dan positif.
§ Membantu siswa
mengembangkan eots kerja yang tinggi dan sikap wiraswata.
§ Memupuk semangat
keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.
§ Menjalin hubungan yang
harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem
yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar